Mitos
adalah tradisi lisan yang terbentuk di suatu masyarakat. Mitos memiliki asal
kata dari bahasa Yunani yang artinya sesuatu yang diungkapkan. Secara
pengertian mitos adalah cerita yang bersifat simbolik yang mengisahkan
serangkaian cerita nyata atau imajiner. Di dalam mitos bisa berisi asal usul
alam semesta, dewa-dewa, supranatural, pahlawan manusia atau masyarakat
tertentu yang mana memiliki tujuan untuk meneruskan dan menstabilkan kebudayaan,
memberikan petunjuk hidup, melegalisir aktivitas kebudayaan, pemberian makna
hidup dan pemberian model pengetahuan untuk menjelaskan hal-hal yang sulit
dijelaskan dengan akal pikiran.
Contoh-contoh Mitos
Begitu
banyak contoh-contoh mitos yang ada di di Indonesia. Karena kita tahu sendiri
bahwa memang Mitos sangat berhubungan dengan terjadinya tempat, alam semesta,
para dewa, adat istiadat, dan konsep dongen suci. Ini adalah beberapa contoh Mitos yang ada di Indonesia:
1. Cerita terjadinya
mado-mado atau marga di Nias (Sumatra Utara)
2. Cerita barong di
Bali.
3. Cerita pemindahan
Gunung Suci Mahameru di India oleh para dewa ke Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan
Bali.
4. Cerita Nyai Roro
Kidul (Ratu Laut Selatan)
5. Cerita Joko Tarub
6. Cerita Dewi
Nawangwulan
7. Dan lain sebagainya
BEBERAPA CONTOH-CONTOH MITOS
lainnya:
- Tertimpa cicak tandanya sial . Sial di sini maksudnya dari tertimpa cicak itu sendiri. Siapa yang tidak sial kalau sedang enak – enak duduk tiba – tiba tertimpa cicak.
- Wanita tidak boleh duduk di depan pintu pamali . Zaman dahulu wanita masih menggunakan rok, belum ada yang memakai celana. Jadi, kalau ada wanita yang duduk di depan pintu pasti akan terlihat…ya gitu deh. Pasti banyak mengundang hawa nafsu.
- Jangan bersiul pada malam hari karena mengundang setan. Maksudnya adalah agar tidak mengganggu orang – orang yang sedang tidur.
- Memakai payung di dalam rumah berarti sial. Ya sial kalau lagi ada banyak orang di dalam rumah dan kita memakai payung. Mungkin orang – orang di sekitar Anda akan merasa terganggu atau tercolok matanya.
LEGENDA
Legenda
adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebagai suatu yang
benar-benar terjadi. Oleh karena itu, Legenda seringkali dipandang sebagai
sejarah kolektif (folkstory).
Walaupun
demikian, karena tidak tertulis maka kisah tersebut telah mengalami distorsi
sehingga seringkali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika
legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah maka
legenda harus bersih dari unsur-unsur yang mengandung sifat-sifat folklor.
Jan
Harold Brunvand menggolongkan legenda menjadi empat kelompok, yaitu legenda
keagamaan (religious legends) legenda alam gaib (supernatural legends), legenda
perseorangan (personal legends), dan legenda setempat (local legends).
a. Legenda Keagamaan
Legenda
keagamaan adalah legenda orang-orang yang dianggap suci atau saleh. Karya
semacam itu termasuk folklor karena versi asalnya masih tetap hidup di kalangan
masyarakat sebagai tradisi lisan. Di Jawa hagiografi menceritakan riwayat hidup
para wali penyebar Islam pada masa yang paling awal. Salah satu contohnya
adalah legenda Wali Sembilan (Wali Songo) mereka adalah Mau- lana Malik
Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan
Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.
Selain
sembilan wali tersebut, di Jawa masih banyak wali-wali lain. Legenda tentang
mereka mudah dikenali sebab makam- makamnya diziarahi pada peringatan
kematiannya (haul) yang disebut keramat atau punden. Para juru kunci itu pada
umumnya, dapat menceritakan legenda orang sucinya. D.A. Rinkes dalam bukunya
berjudul De Heiligen van Java (Orang-orang Saleh dari Jawa) menyebutkan
beberapa wali lain di antaranya: Syeh Abdul Muhyi, Syeh Siti Jenar, Sunan
Geseng, Ki Pandan Arang, dan Pangeran Panggung, Syeck Abdul Qodir Jaelani, dan
lain- lain.
b. Legenda Alam Gaib
Legenda
semacam ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan
pernah dialami seseorang. Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan
kebenaran
”takhayul” atau kepercayaan rakyat. Contoh legenda ini yaitu kepercayan
terhadap adanya hantu, gendruwo, sundel bolong serta nyi blorong.
c. Legenda Perseorangan
Legenda
perseorangan merupakan cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap
benar-benar terjadi. Di Indonesia legenda semacam ini banyak sekali. Di Jawa
Timur yang paling terkenal prosa rakyat itu sudah diubah sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan rumus cerita tokoh-tokoh rakyat tradisional.
adalah
legenda tokoh Panji. Panji adalah seorang putra raja Kerajaan Kahuripan di Jawa
Timur yang senantiasa kehilangan istrinya. Akibatnya, banyak muncul cerita
Panji yang temanya selalu perihal istrinya yang menjelma menjadi wanita lain.
Cerita Panji yang semula merupakan kesusasteraan lisan (legenda), namun telah
banyak dicatat orang sehingga mempunyai beberapa versi dalam bentuk tulisan.
Beberapa cerita yang tergolong ke dalam cerita panji misalnya “Ande-Ande Lumut”
(dongeng Cinderella ala Jawa), Kethek Ogleng (seorang pangeran disihir menjadi
seekor kera), ”Cerita Sri Tanjung”, ”Jayaprana dan Layongsari”. Suatu jenis
legenda perseorangan mengenai perampok seperti
Robin
Hood, yang merampok penguasa korup atau orang kaya untuk didermakan kepada
rakyat miskin. Legenda semacam ini di Jakarta pada ”tempo doeloe” adalah kisah
petualangan ”Si Pitung”.
d. Legenda Setempat
Legenda
setempat adalah cerita yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan
bentuk topografi, yaitu bentuk permukaan suatu tempat, berbukit-bukit,
berjurang dan sebagainya. Legenda setempat yang berhubungan dengan nama suatu
tempat misalnya, legenda Kuningan. Kuningan adalah nama suatu kota kecil yang
terletak di lereng Gunung Ceremai, di sebelah selatan kota Cirebon, Jawa Barat.
Contoh lain mengenai legenda setempat yang berhubungan erat dengan nama tempat
adalah legenda “Anak-anak Dalem Solo yang Mengembara Mencari Sumber Bau Harum”.
Legenda ini berasal dari Trunyan, Bali. Legenda ini dapat dimasukkan ke dalam
golongan legenda setempat karena menceritakan asal mula nama beberapa desa di
sekitar Danau Batur, seperti Kedisan, Abang Dukuh, dan Trunyan. Selain itu
contoh-contoh lain legenda setempat ini misalnya ”Asal Mula Nama Banyuwangi”,
serta legenda ”Roro Jongrang”, ”Tangkuban Perahu”, ”Asal Mula nama Tengger dan
Terjadinya Gunung Batok” serta “asal mula nama kota Bogor”.
CERITA RAKYAT
Cerita
rakyat adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa
Indonesia. Pada umumnya,cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di
suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam
cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa.
Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan
terutama yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yang tidak
menyadari kalo negeri kita tercinta ini mempunyai banyak Cerita Rakyat
Indonesia yang belum kita dengar, bisa dimaklumi karena cerita rakyat menyebar
dari mulut – ke mulut yang diwariskan secara turun – temurun. Namun sekarang
banyak cerita rakyat yang ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita rakyat
indonesia bisa dijaga dan tidak sampai hilang dan punah.
Contoh
: – Lutung Kasarung
Pada
jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh
seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.
Prabu
Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya
Purbasari.
Pada
saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri
bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,”
kata Prabu Tapa.
Purbasari
memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat
menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku
sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama
Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat
mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari.
Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit
Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk
mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi
seorang Ratu !” ujar Purbararang.
Kemudian ia
menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan
patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk
Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti
akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih
paman”, ujar Purbasari.
Selama di hutan
ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya.
Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi
kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu
menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta
buah-buahan bersama teman-temannya.
Pada saat malam
bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi
lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa
Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung
merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya
mengandung obat yang sangat harum.
Keesokan
harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga
tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya.
Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya.
Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari
sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.
Di istana,
Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama
tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu
dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya
kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak
Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang
menang !”, kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak
ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.
“Baiklah aku
kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata
Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan
kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung
Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa
terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”.
Pada saat itu
juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban.
Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan,
lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak
gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama
ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari
yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua
kembali ke Istana.
Purbasari
menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang
ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.
Perbedaan antara mitos, legenda dan cerita rakyat yaitu mitos adalah cerita yang belum jelas terjadinya karena tidak ada bukti otentik yang bisa membuktikan kebenarannya. Sedangkan Legenda adalah cerita rakyat dimasa lampau yang benar-benar terjadi dan biasanya memiliki bukti otentik. Dan Cerita Rakyat itu biasanya cerita tentang kebudayaan asal muasal suatu tempat atau kejadian .
Sumber :
http://fitridiyahutamiblog.wordpress.com/2013/03/28/pengertian-mitoslegendacerita-rakyat-beserta-contohnya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar